و على أله و صحبه أجمعين
أما بعد
Kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah ta’ala. Hanya dengan
taufik dariNya kita dimudahkan untuk melangkahkah
kaki kita menuju rumah Allah ta’ala, bersama saling mengingatkan dan
mempelajari kebaikan ilmu syar’i. Sehingga dengan hal tersebut kita
mengharapkan untuk mendapatkan keutamaan sebagaimana yang dikhabarkan oleh
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan
imam muslim rahimahullah
وما اجتمع قوم
في بيت من بيوت الله، يتلون كتاب الله، و يتدارسونه بينهم؛ إلا نزلت عليهم
السكينة، و غشيتهم الرحمة، و حفتهم الملائكة، و ذكرهم الله فيمن عنده [رواه مسلم]
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah
ta’ala, kaum tersebut membaca Alquran dan saling mempelajari Alquran diantara
mereka. Melainkan akan turun bagi mereka ketenangan, rahmat Allah meliputi
mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah ta’ala menyanjung kaum tersebut
di tengah malaikat yang berada disisinya” (H.R. Muslim)
Sholawat beriring salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi agung Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada
keluarga, para sahabat, dan juga umat setelahnya yang senantiasa menjadikan
mereka sebagai qudwah dengan baik.
Tema yang akan dibahas pada
kesempatan ini adalah ‘Meninggalkan Alquran’. Adapun diantara bentuk
meinggalkan Alquran adalah memisahkan satu saja ajaran Islam dari unsur
kehidupan yang meliputi manusia. Baik itu disertai dengan anggapan bahwa ajaran
selain Islam lebih baik ataupun selainnya.
Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 208
يايها الذين
ءامنوا ادخلوا في السلم كافة
“Wahai
orang-orang yang beriman masuklah kalian pada ajaran islam secara menyeluruh”
Ajaran Islam harus kita Imani dan
kita amalkan dalam seluruh unsur kehidupan yang melingkupi manusia. Islam harus
menjadi landasan Aqidah, Ibadah, dan Muamalah umat manusia. Adapun sumber
pengambilan ajaran Islam adalah Alquran dan Assunnah, tidak boleh kita
memisahkan antara keduanya. Karena Allah ta’ala berfirman dalam surat An-nisa
ayat 80
من يطع الرسول
فقد أطاع الله
“Barangsiapa
yang menthoati rasul maka sungguh ia telah menthoati Allah ta’ala”
Sehingga konsekuensi apabila kita
meninggalkan sunnah, sama saja kita meninggalkan Alquran. Kemudian hendaknya
dalam memahami kedua sumber ajaran islam ialah dengan manhaj yang selamat,
yakni memahami keduanya sebagaimana yang dipahami oleh generasi terbaik umat
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yakni para sahabat ridwanullahu
alaihim
Unsur kehidupan
pertama yang harus dibangun atas dasar islam adalah aqidah. Aqidah islam dibangun atas dasar tauhid, yakni memurnikan seluruh
peribadahan hanya untuk Allah ta’ala. Aqidah islam ini adalah ajaran yang
dibawah oleh setiap nabiyullah ‘alaihi sholatu wa sallam. Sebagaimana
yang Allah ta’ala firmankan dalam Alquran
ولقد بعثنا في
كل أمة رسولا أن اعبدوا الله و اجتنبوا الطاغوت
“Sungguh telah aku utus pada setiap umat seorang rasul yang mereka
menyeru kalian untuk beribadah hanya pada Allah ta’ala dan menjauhi thagut”
Sebagaimana rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam membawa misi tauhid, “aku diperintahkan untuk
memerangi manusia, sehingga mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhaq
untuk diibadi dengan benar kecuali Allah ta’ala” (H.R. Bukhari dan Muslim) demikian
pula nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Dikhabarkan dalam alquran ucapan nabi
Ibrahim ‘alaihissallam beserta pengikutnya tatkala mereka berlepas diri
dari sembahan kaumnya yang diibadahi selain Allah ta’ala dalam surat Mumtahanah
ayat ke 4
إنا برءاؤا منكم
و مما تعبدون من دون الله
“Sungguh kami
berlepas diri terhdap kalian dan juga berlepas diri dari segala sesuatu yang
kalian ibadahi kecuali Allah ta’la”
Oleh karena itu jelas sudah bahwa
aqidah islam adalah tauhid. Sehingga apabila seseorang meninggalkan ajaran
tauhid, sejatinya dia telah meninggalkan Alquran!
Unsur kehidupan
kedua yang harus didasari islam yaitu dalam peribadahan. Aturan islam dalam peribadahan membimbing kita untuk ‘manut’
alias pasrah menerima syariat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman dalam surat Alhasyr ayat 7
وما ءاتكم
الرسول فخدوه وما نهكم عنه فانتهوا
“Apapun yang
Rasul berikan padamu maka ambilah itu, dan apapun yang Rasul larang atasmu maka
tinggalkanlah”
Konsekuensi dari hal tersebut adalah
tidak perlu kita menambahi atau mengurangi syariat ibadah, juga tidak perlu berinovasi
dalam tata cara peribadahan yang telah dijelaskan dalam syariat. Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peribadahan yang dibuat-buat
من أحدث في
أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد [رواه البخري و مسلم]
“Barangsiapa
membuat perkara baru dalam urusan (agama) ini, perkara tersebut bukan berasal
dari agama kami. Maka hal tersebut tertolak” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Kemudian menjelaskan pula tentang inovasi dalam tata cara beribadah
من عمل عملا ليس
عليه أمرنا فهو رد [رواه مسلم]
“Barangsiapa
melakukan amalan yang amalan tersebut bukan berasal dari urusan kami (agama)
maka amalan tersebut tertolak” (H.R.
Muslim)
Juga
nasihat salah satu sahabat radiyallahu anhu terkait metode kita dalam
beragama
التبعوا ولاتبتدعوا
“Ikutilah kalian dan janganlah kalian mengada-adakan”
Terakhir ajaran
islam pun mengajarkan kita dalam hal muamalah, yaitu tata cara berinteraksi dengan makhluq. Diantara muamalah
yang diajarkan islam adalah interaksi terhadap sesama manusia, terhadap jin,
bahkan terhadap binatang. Islam telah mengajarkan seluruhnya!
Diantara ajaran islam terkait
muamalah dengan sesama manusia adalah ajaran untuk memuliakan tetanggan dan
tamunya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits
shohih
و من كان يؤمن
بالله و اليم الاخر فليكرم جاره، و من كان يؤمن بالله و اليم الاخر
فليكرم ضيفه [رواه البخري و مسلم]
فليكرم ضيفه [رواه البخري و مسلم]
“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah ta’ala dan hari akhir
maka hendaklah ia muliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah
ta’ala dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tamunya” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Lalu diantara ajaran islam terkait
muamalah dengan jin adalah kita dilarang meminta bantuan jin untuk mendatangkan
manfaat bagi kita. Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Jin
و أنه كان رجال
من الإنس يعوذون برجال من الجن فزادوهم رهقا
“Sungguh dahulu ada sekelompok lelaki yang mereka meminta tolong
pada sekelompok jin lelaki, maka tambahan kerugianlah yang mereka dapatkan”
Kemudian diantara ajaran islam
tentang muamalah kita terhadap binatang ternak yang hendak disembelih adalah
menggembirakan mereka dan menyembelih dengan baik.
و إذا ذبحتم
فأحسن الذبحة، واليحد أحدكم شفرته، و اليرح ذبيحته [رواه مسلم]
“Apabila kamu sekalian hendak menyembelih, maka baguskanlah cara
sembelihannya. Tajamkanlah oleh kalian pisau yang hendak digunakan untuk
menyembelih, dan berilah kesenangan terhadap binatang yang hendak disembelih” (H.R. Muslim)
Demikianlah beberapa mutiara ajaran
islam yang mengajarkan kita untuk mengambilnya dan dihiaskan disetiap aspek
kehidupan manusia. Melepaskan satu saja mutiara islam dalam unsur kehidupan
berarti dia telah Meninggalkan Alquran selaku panduan hidup umat manusia
yang tidak ada keraguan sedikitpun terkait kebenaran ajaran Alquran
Untuk menjalankan mesin Foto Copy
bagi new enterpreneur saja membutuhkan panduan penggunaannya. Lebih dari
itu tentu saja setiap manusia membutuhkan panduan kehidupan agar selamat di
dunia dan bahagia selamnya di akhirat.
Semoga Allah
ta’ala memberikan kita taufik untuk menerima ajaran islam dengan seyakin-yakin penerimaan. Juga
memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan ajaran islam semaksimal mungkin
dalam kehidupan. Tidaklah islam datang kecuali untuk memudahkan dan melapangkan
jiwa, dan tidak ada satupun ajaran islam yang sulit untuk dilakukan karena
Allah ta’ala yang menjaminnya
“Allah
ta’ala tidak membebankan kepada seseorang kecuali sesuai kemampuannya”
و صلى الله على
نبينا محمد
Oleh. Gian Handika (santri Ma'had Al-Ilmi 14/15)
0 Response to "MENINGGALKAN AL-QURAN"
Post a Comment