Jual beli dalam bahasa Arab adalah اْلبَيْعُ. Kata اْلبَيْعُ merupakan bentuk masdar (infinitif/ bentuk nomina yang diturunkan dari bentuk verba) dari fi’il (kata kerja) بَاعَ-يَبِيْعُ yang berarti menjual. Dalam kamus Lisanul ‘Arab disebutkan:
بَيْعٌ: البَيْعُ: ضِدُّ الشِّرَاءِ، وَ الْبَيْعُ: الشِّرَاءُ أَيْضًا وَ هُوَ مِنَ الأَضْدَادِ [1
Artinya:
Lafadh al-bai’ berarti penjualan, yaitu kebalikan dari kata الشِّرَاءِ (pembelian), sedangkan lafadh الْبَيْعُ dapat juga berarti pembelian. Dan dia (al-bai’) termasuk lafadh yang (mengandung arti) perlawanan.
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Asy-Syaukani:
أَمَّا مَعْنَاهُ لُغَةً فَمُطْلَقُ اْلمُبَادَلَةِ وَهُوَ الشِّرَاءُ ضِدٌّ وَيُطْلَقُ اْلبَيْعُ عَلَي الشِّرَاءِ أَيْضًا فَلَفْظُ اْلبَيْعِ وَالشِّرَاءِ يُطْلَقُ كُلٌّ مِنْهُمَا عَلَي مَا يُطْلَقُ عَلَيْهِ الأَخَرُ فَهُماَ مِنَ اْلأَلْفاَظِ الْمُشْتَرِكَةِِ بَيْنَ اْلمَعَانِي اْلمُتَضَادَّةِ. [2
Artinya:
Adapun arti al-bai’ menurut bahasa adalah pertukaran secara mutlak. Dan dia (al-bai’) dengan Asy-syira’ (pembelian) adalah kebalikan. Dan kata al-bai’ (penjualan) dapat bermakna asy-syira’ juga. Maka lafadh al-bai’ dan asy-syira’, masing-masing dari keduanya dapat saling menduduki makna bagi yang lain. Maka keduanya termasuk dari kata-kata yang berserikat antara makna yang bertentangan.
Apabila dilihat dari segi syariat, yang dimaksud dengan اْلبَيْعُ adalah sebagai berikut:
وَيُرَادُ بِالْبَيْعِ شَرْعًا مُبَادَلَةُ مَالٍ بِماَلٍ عَلَي سَبِيْلِ التَّرَاضِي أَوْ نَقْلُ مِلْكٍ بِعِوَضٍ عَلَي الْوَجْهِ اْلمَأْذُوْنِ فِيْهِ.[3
Artinya:
Dan yang dimaksud jual beli menurut syariat ialah: pertukaran harta dengan harta atas dasar saling rela, atau pemindahan kepemilikan dengan penggantian melalui cara yang disetujui (oleh syari’at).
Dari definisi di atas, didapatkan pengertian bahwa inti jual beli adalah pertukaran harta dengan harta atau selainnya atas dasar saling rela melalui cara yang disetujui.
0 Response to "Devinisi Jual Beli"
Post a Comment