(( Memperbaiki Diri Dengan Al-Qur'an dan As-Sunah ))

MENINGGALKAN AL-QURAN

الحمد لله ربا العالمين و به نستعين على أمور الدنيا و الدين و صلى الله على نبينا محمد
 و على أله و صحبه أجمعين

أما بعد
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah ta’ala. Hanya dengan
taufik dariNya kita dimudahkan untuk melangkahkah kaki kita menuju rumah Allah ta’ala, bersama saling mengingatkan dan mempelajari kebaikan ilmu syar’i. Sehingga dengan hal tersebut kita mengharapkan untuk mendapatkan keutamaan sebagaimana yang dikhabarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan imam muslim rahimahullah

وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله، يتلون كتاب الله، و يتدارسونه بينهم؛ إلا نزلت عليهم السكينة، و غشيتهم الرحمة، و حفتهم الملائكة، و ذكرهم الله فيمن عنده [رواه مسلم]
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah ta’ala, kaum tersebut membaca Alquran dan saling mempelajari Alquran diantara mereka. Melainkan akan turun bagi mereka ketenangan, rahmat Allah meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah ta’ala menyanjung kaum tersebut di tengah malaikat yang berada disisinya” (H.R. Muslim)

Sholawat beriring salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi agung Muhammad  shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, dan juga umat setelahnya yang senantiasa menjadikan mereka sebagai qudwah dengan baik.

Tema yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah ‘Meninggalkan Alquran’. Adapun diantara bentuk meinggalkan Alquran adalah memisahkan satu saja ajaran Islam dari unsur kehidupan yang meliputi manusia. Baik itu disertai dengan anggapan bahwa ajaran selain Islam lebih baik ataupun selainnya.

Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 208

يايها الذين ءامنوا ادخلوا في السلم كافة
“Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian pada ajaran islam secara menyeluruh”




Ajaran Islam harus kita Imani dan kita amalkan dalam seluruh unsur kehidupan yang melingkupi manusia. Islam harus menjadi landasan Aqidah, Ibadah, dan Muamalah umat manusia. Adapun sumber pengambilan ajaran Islam adalah Alquran dan Assunnah, tidak boleh kita memisahkan antara keduanya. Karena Allah ta’ala berfirman dalam surat An-nisa ayat 80

من يطع الرسول فقد أطاع الله
“Barangsiapa yang menthoati rasul maka sungguh ia telah menthoati Allah ta’ala”

Sehingga konsekuensi apabila kita meninggalkan sunnah, sama saja kita meninggalkan Alquran. Kemudian hendaknya dalam memahami kedua sumber ajaran islam ialah dengan manhaj yang selamat, yakni memahami keduanya sebagaimana yang dipahami oleh generasi terbaik umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam yakni para sahabat ridwanullahu alaihim

Unsur kehidupan pertama yang harus dibangun atas dasar islam adalah aqidah. Aqidah islam dibangun atas dasar tauhid, yakni memurnikan seluruh peribadahan hanya untuk Allah ta’ala. Aqidah islam ini adalah ajaran yang dibawah oleh setiap nabiyullah ‘alaihi sholatu wa sallam. Sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan dalam Alquran

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله و اجتنبوا الطاغوت
“Sungguh telah aku utus pada setiap umat seorang rasul yang mereka menyeru kalian untuk beribadah hanya pada Allah ta’ala dan menjauhi thagut”

Sebagaimana rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membawa misi tauhid, “aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhaq untuk diibadi dengan benar kecuali Allah ta’ala” (H.R. Bukhari dan Muslim) demikian pula nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Dikhabarkan dalam alquran ucapan nabi Ibrahim ‘alaihissallam beserta pengikutnya tatkala mereka berlepas diri dari sembahan kaumnya yang diibadahi selain Allah ta’ala dalam surat Mumtahanah ayat ke 4

إنا برءاؤا منكم و مما تعبدون من دون الله
“Sungguh kami berlepas diri terhdap kalian dan juga berlepas diri dari segala sesuatu yang kalian ibadahi kecuali Allah ta’la”

Oleh karena itu jelas sudah bahwa aqidah islam adalah tauhid. Sehingga apabila seseorang meninggalkan ajaran tauhid, sejatinya dia telah meninggalkan Alquran!

Unsur kehidupan kedua yang harus didasari islam yaitu dalam peribadahan. Aturan islam dalam peribadahan membimbing kita untuk ‘manut’ alias pasrah menerima syariat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman dalam surat Alhasyr ayat 7

وما ءاتكم الرسول فخدوه وما نهكم عنه فانتهوا
“Apapun yang Rasul berikan padamu maka ambilah itu, dan apapun yang Rasul larang atasmu maka tinggalkanlah”

Konsekuensi dari hal tersebut adalah tidak perlu kita menambahi atau mengurangi syariat ibadah, juga tidak perlu berinovasi dalam tata cara peribadahan yang telah dijelaskan dalam syariat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peribadahan yang dibuat-buat

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد [رواه البخري و مسلم]
“Barangsiapa membuat perkara baru dalam urusan (agama) ini, perkara tersebut bukan berasal dari agama kami. Maka hal tersebut tertolak” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kemudian menjelaskan pula tentang inovasi dalam tata cara beribadah

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد [رواه مسلم]
“Barangsiapa melakukan amalan yang amalan tersebut bukan berasal dari urusan kami (agama) maka amalan tersebut tertolak” (H.R. Muslim)

 Juga nasihat salah satu sahabat radiyallahu anhu terkait metode kita dalam beragama

التبعوا ولاتبتدعوا
“Ikutilah kalian dan janganlah kalian mengada-adakan”

Terakhir ajaran islam pun mengajarkan kita dalam hal muamalah, yaitu tata cara berinteraksi dengan makhluq. Diantara muamalah yang diajarkan islam adalah interaksi terhadap sesama manusia, terhadap jin, bahkan terhadap binatang. Islam telah mengajarkan seluruhnya!
  
Diantara ajaran islam terkait muamalah dengan sesama manusia adalah ajaran untuk memuliakan tetanggan dan tamunya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits shohih

و من كان يؤمن بالله و اليم الاخر فليكرم جاره، و من كان يؤمن بالله و اليم الاخر
 فليكرم ضيفه [رواه البخري و مسلم] 
“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah ta’ala dan hari akhir maka hendaklah ia muliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah ta’ala dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tamunya” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Lalu diantara ajaran islam terkait muamalah dengan jin adalah kita dilarang meminta bantuan jin untuk mendatangkan manfaat bagi kita. Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Jin

و أنه كان رجال من الإنس يعوذون برجال من الجن فزادوهم رهقا
“Sungguh dahulu ada sekelompok lelaki yang mereka meminta tolong pada sekelompok jin lelaki, maka tambahan kerugianlah yang mereka dapatkan”

Kemudian diantara ajaran islam tentang muamalah kita terhadap binatang ternak yang hendak disembelih adalah menggembirakan mereka dan menyembelih dengan baik.

و إذا ذبحتم فأحسن الذبحة، واليحد أحدكم شفرته، و اليرح ذبيحته [رواه مسلم]
“Apabila kamu sekalian hendak menyembelih, maka baguskanlah cara sembelihannya. Tajamkanlah oleh kalian pisau yang hendak digunakan untuk menyembelih, dan berilah kesenangan terhadap binatang yang hendak disembelih” (H.R. Muslim)

Demikianlah beberapa mutiara ajaran islam yang mengajarkan kita untuk mengambilnya dan dihiaskan disetiap aspek kehidupan manusia. Melepaskan satu saja mutiara islam dalam unsur kehidupan berarti dia telah Meninggalkan Alquran selaku panduan hidup umat manusia yang tidak ada keraguan sedikitpun terkait kebenaran ajaran Alquran

Untuk menjalankan mesin Foto Copy bagi new enterpreneur saja membutuhkan panduan penggunaannya. Lebih dari itu tentu saja setiap manusia membutuhkan panduan kehidupan agar selamat di dunia dan bahagia selamnya di akhirat.
                                                                                                  
Semoga Allah ta’ala memberikan kita taufik untuk menerima ajaran islam  dengan seyakin-yakin penerimaan. Juga memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan ajaran islam semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tidaklah islam datang kecuali untuk memudahkan dan melapangkan jiwa, dan tidak ada satupun ajaran islam yang sulit untuk dilakukan karena Allah ta’ala yang menjaminnya
“Allah ta’ala tidak membebankan kepada seseorang kecuali sesuai kemampuannya”

و صلى الله على نبينا محمد



Oleh. Gian Handika (santri Ma'had Al-Ilmi 14/15)

0 Response to "MENINGGALKAN AL-QURAN"

Post a Comment